Banner

Kreatif dan inovasi, Mahasiswa STMIK Komputama Majenang Raih Penghargaan

Redaksi
Minggu, 22 Juni 2025
Last Updated 2025-06-21T23:48:31Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates


CILACAP,-Firdaus Sari Asta dan Syakira, mahasiswa STMIK Komputama Majenang, menunjukkan inovasi dan kepedulian terhadap lingkungan dengan mengolah limbah pelepah pisang dan plastik menjadi berbagai kerajinan bernilai ekonomis, seperti tas, dompet, dan tempat tisu.


Inovasi ini mengantarkan mereka meraih penghargaan dari Pemerintah Daerah dalam ajang Apresiasi Inovasi Mahasiswa yang diselenggarakan pada 16 Juni 2025 di Aula Bappeda Cilacap.


Terinspirasi dari keprihatinan terhadap limbah organik dan non-organik yang belum dimanfaatkan secara optimal, Firdaus dan Syakira mengembangkan metode pengeringan dan pengolahan pelepah pisang menjadi bahan dasar kerajinan. Selama lebih dari sebulan, mereka melatih diri dalam teknik anyaman dan desain produk ramah lingkungan, hingga berhasil menciptakan produk yang tidak hanya fungsional namun juga artistik.


“Kami ingin membuktikan bahwa limbah bukanlah akhir dari sebuah benda, tetapi awal dari sesuatu yang baru dan bermanfaat,” ungkap Firdaus saat diwawancarai di lokasi kegiatan.


Produk mereka memadukan unsur tradisional dan modern, dengan motif khas Cilacap yang disematkan dalam setiap karya. Kerajinan ini tidak hanya menjadi bentuk pengabdian terhadap pelestarian lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha baru berbasis ekonomi kreatif di kalangan generasi muda.


“Pelepah pisang selama ini belum banyak dimanfaatkan secara maksimal. Kami melihat peluang itu dan mencoba mengubahnya menjadi produk kerajinan yang bisa bersaing di pasaran,” tambah Syakira.


Karya mereka mendapatkan apresiasi tinggi dari juri dan undangan yang hadir, termasuk Kepala Bappeda Cilacap dan perwakilan Dinas Penanaman Modal. Diharapkan, inovasi ini dapat menjadi contoh inspiratif bagi mahasiswa lain dalam menciptakan solusi kreatif dan berkelanjutan dari permasalahan lingkungan sekitar.


M Mustangin, selaku wakil ketua III bidang kemahasiswaan dan Alumni STMIK Komputama Majenang, menyatakan bahwa inovasi adalah kunci keberlangsungan perguruan tinggi. “Inovasi atau ‘died’. Perguruan tinggi harus siap menjadi pusat peradaban, tempat lahirnya gagasan dan inovasi yang menjawab tantangan zaman,” tegasnya.


“Kami sangat bangga atas pencapaian ini. Semoga ke depan bisa lebih banyak mahasiswa yang tergerak untuk berinovasi dan membawa perubahan positif,” tambah Ketua STMIK Komputama Majenang.

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Portal Karangpucung