CIMANGGU - Setelah berhasil membuat beberapa produk inovatif teknologi tepatguna, Mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK Komputama) Majenang kembali membuat inovasi baru di bidang teknologi tepatguna.
Kali ini, Siti Janatul Ma'wa mahasiswi STMIK Komputama berhasil menciptakan prototipe penyemprot hama otomatis berbasis Internet of Things (IoT) yang diaplikasikan ke tanaman durian.
Siti Janatul Ma’wa, menjelaskan alat penyemprot otomatis tersebut dapat dikontrol menggunakan aplikasi Blynk di perangkat smartphone.
Kemudian ara kerja dari alat penyemprot otomatis ini melalui diteksi sensor gerak yang terhubung dialat tesebut aktif atau berpungsi saat ada pergerakan hama yang mungkin menjadi organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
" Dengan alat penyemprot otomatis ini, petani tidak perlu mengontrol satu per satu tanamannya." Ungkapnya.
Menurutnya penggunaan alat penyemprot hama otomatis sangat bermanfaat untuk petani karena hingga saat ini kebanyakan petani masih melakukan penyemprotan tanaman manual, Tapi dengan alat ini penyemprotan bisa dilakukan otomatis ketika hama mendekati tanaman.
Sedangkan obyek penyemprotan tanaman durian karena merupakan salah satu komoditas pertanian dengan nilai ekonomi yang tinggi di Indonesia.
Namun dalam proses budidayanya, para petani kerap menghadapi kendala berupa serangan hama yang dapat menurunkan kualitas serta jumlah panen, seperti yang terjadi di wilayah Kebun Cipetir, Desa Bener, Kecamatan Majenang, lokasi penelitian.
Selain itu Ma’wa yang kedua orangtuanya petani mengerti betul kesulitan ketika menghadapi hama. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sistem berhasil dibangun dan mampu menyemprotkan cairan secara otomatis ketika sensor mendeteksi keberadaan pohon durian kecil, serta dapat dioperasikan secara manual melalui aplikasi.
“Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model Waterfall, yang terdiri dari lima tahapan utama: analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan,” ujarnya. kata Ma’wa, di sela sidang skripsi di gedung STMIK Komputama, Cimanggu, Cilacap, Selasa (5/8/2025).
Sistem ini terbukti lebih efisien dan memudahkan petani dalam melakukan penyemprotan secara teratur dan tepat waktu, serta mengurangi ketergantungan terhadap metode penyemprotan manual.
Sementara itu Ketua STMIK Komputama Majenang, Kusnana, M.Kom mengatakan purwarupa penyemprot hama berbasis IOT yang dilakukan Siti Janatul Ma’wa berpotensi dikembangkan di masa depan sebagai upaya otomatisasi di bidang pertanian. Meski masih berupa prototipe, penyemprot yang mengandalkan sensor ini terbukti bisa bekerja dengan baik.
Dia berharap, ke depan inovasi ini akan dikembangkan dan berdaya guna untuk masyarakat sehingga sesuai dengan visi misi STMIK Komputama sebagai kampus berdampak. Kini, prototipe masih terbatas pada pohon durian kecil di bawah dua meter. Namun, setelah pengembangan, alat ini bisa diterapkan ke pohon besar dan berbagai macam tanaman di luar durian.
“Harapannya ke depan petani bisa menerapkan teknologi tepat guna. Sebagai kampus teknologi, kami tentu ingin memiliki karya yang bermanfaat dan bisa diaplikasikan langsung oleh masyarakat,” jelas Kusnana.
Sedangkan, Ma’wa adalah penerima Beasiswa Program Kuliah Tani Pondok, di mana para penerima beasiswa ini gratis seluruh pembiayaan baik kuliah maupun mondoknya serta mendapat subsidi bahan makanan pokok tiap bulan. (red)